Beberapa hari ini netizen di Indonesia heboh dengan kabar tentang peminum kopi yang tewas secara mendadak usai meminum kopinya, peminum kopi itu diketahui bernama Wayan Mirna. Ia tewas tanpa ada gejala penyakit sebelumnya. Hanya beberapa menit usai meminum segelas kopi Vietnam yang Ia pesan bersama temannya di sebuah kafe elit di bilangan pusat perbelanjaan mewah Jakarta.
Setelah kasus ini bergulir dan menjadi konsumsi publik, banyak pihak menduga bahwa bukan kopi yang menjadi penyebab kematian Mirna. Karena sepanjang sejarah kopi yang sudah berabad-abad dikonsumsi oleh umat manusia di seluruh dunia, jarang sekali ada kejadian segelas kopi atau kafein yang terkandung di dalamnya bisa menyebabkan kematian. Kecuali memang jika seseorang mengonsumsi kopi di barengi dengan konsumsi obat yang dapat memacu detak jantung, padahal kafein sendiri punya efek yang luarbiasa untuk memacu zat adrenaline dalam tubuh dan memacu jantung berdetak lebih kencang. Jika keduanya dikonsumsi berbarengan memang bisa ada kemungkinan akan terjadi kegagalan jantung.
Seiringin dengan asumsi publik serta investigasi yang sudah dilakukan oleh kepolisian, bukti mulai menunjukkan bahwa memang bukan kopi yang menjadi penyebab kematian Mirna. Kopi yang diminum Mirna hanya sebagai medium. Sebab, kepolisian menemukan bukti kuat bahwa ada zat Sianida yang terkandung dalam kopi Mirna.
Apa pula itu zat Sianida? Mengapa Sianida identik dengan racun yang mematikan?
Dari laman Kompas dikutip, pada dasarnya kopi tak pernah mengandung Sianida. Karena dalam biji kopi yang diseduh hanya mengandung kafein, zat anti oksigen, B1, mineral. Namun jumlah kafein punya komposisi yang sangat dominan.
Dicurigai bahwa Sianida yang mematikan Mirna sengaja di tuangkan ke dalam cangkir kopi Mirna untuk perbuatan jahat dan masuk kategori pembunuhan.
Dijelaskan oleh Spesialis Jantung RS Bunda, Dr. Dicky Armein Hanafy dari laman Kompas.com bahwa Sianida merupakan racun mematikan yang merusak sistem saraf central dan sistem saraf otot. Dalam waktu beberapa menit usai masuk ke dalam tubuh, Sianida akan mengalir dalam aliran darah. Kemudian efek mematikannya langsung bisa dilihat dalam hitungan menit.
Ketika Sianida masuk ke dalam tubuh,
zat beracun mematikan ini langsung menyerang semua jaringan otot dan jaringan saraf pusat, Sianida mencegah jaringan otot dan saraf pusat menerima oksigen. Sehingga tidak terjadi pertukaran oksigen. Dalam istileh medis hal ini disebut sebagai hipoksia yakni kekurangan oksigen dalam jaringan.
Akhirnya Sianida akan membuat si peminumnya mengalami koma, iritasi lambung yang parah, kejang-kejang hingga gagal jantung.
Namun kadar mematikan Sianida tetap dipengaruhi oleh dosis yang masuk ke dalam tubuh. Kalau dosisnya hanya sedikit sekali, biasanya hanya akan menyebabkan sesak napas, sakit kepala, mual.
Bagi masyarakat Indonesia, kematian atau pembunuhan yang dilakukan dengam medium racun memang jarang terjadi. Hanya pelaku kejahatan dengan jaringan kuat yang bisa mendapatkan racun mematikan di pasaran bebas. Terakhir kasus pembunuhan mematikan yang disebabkan karena racun menimpa aktivis HAM Indonesia Munir dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam. Di tengah penerbangan, makanan Munir diketahui ditambahkan bubuk racun mematikan bernama Arsenik.